Ini bukan cerita putri tidur yang dibangunkan oleh pangeran tampan
dengan ciuman hangat. Tapi cerita mengenai bangkitnya sang pangeran
dari mati surinya, bukan pula dengan kecupan manis tuan putri. Melainkan
dengan tamparan keras, dan sangat sakit. Jelas membangunkannya, karena
kerajaan meraka telah hancur...
"Ekonomi adalah ilmu kualitatif, bukan kuantitatif, dan karenya tidak tunduk pada kalkulasi matematika."
-J.B. Say-
"Jurusan Ekonomi melahirkan generasi sarjana idiot, yang cerdas
dalam matematika esoterik tetapi tidak tahu apa-apa tentang kehidupan
ekonomi nyata."
-Robert Kurtner-
"Metode matematika harus ditolak bukan hanya karena ia gersang.
Metode itu sepenuhnya jahat, berawal dari asumsi yang keliru dan
menghasilkan kesimpulan yang salah... Ekonomi kuantitatif itu tidak
ada."
-Ludwig von Mises-
IP 3.55 bagiku sampah. Maaf saja, mungkin terdengar sombong tapi
memang begitu adanya. Ketika aku memperolehnya hanya dengan 30%
kemampuan asliku, maka aku berani mengatakannya. Tidak ada tantangan di
Medan, karena itu motivasiku perlahan tergerus. Tidak ada pesaing,
membosankan.
Kata-kata di atas merupakan jawaban untuk nilai Matematika Ekonomiku
yang dapat 'D'. Namun aku hanya tersenyum ketika melihat orang dengan
IP di atasku, bangga. Padahal mereka dangkal. Aku tertawa karena aku
lebih dari mereka, makanya aku diam-diam saja. Seperti ahli-ahli ekonomi
di atas mengatakannya, mungkin terdengar aneh ketika bukti empiris
menjadi keabsahan untuk suatu ilmu pengetahuan.
Tentuk tidak, mereka mengabaikannya. Seperti aku yang mengabaikan
nilai palsu itu, bukan kemampuanku yang sebenarnya. Bahkan IP 4,01
bahkan terlalu sempit untuk mengukur kemampuan seorang, apalagi untuk si
jenius.
"Orang yang mengatakan orang lain sombong, punya kesombongan yang lebih di dalam dirinya.."
-C. Lewis-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar